Picture


Beasiswa Jangan Jadi Persoalan


Pemberian bantuan beasiswa kepada mahasiswa bertujuan untuk meringankan beban orang tua dalam membiaya perkuliahan anaknya dan terpenting dari itu adalah menciptakan generasi-generasi muda yang berpendidikan baik yang mampu bersaing didalam persaingan dunia saat ini maupun yang akan datang. Namun diharapkan bantuan beasiswa tidak menjadi biang dari berbagai persoalan mahasiswa.

Hal itu diungkap Bupati Keerom Yusuf Wally, SE,MM yang ditemui diruang kerjanya. Menurut Bupati dari informasi yang diterimanya kerap kali pembagian beasiswa menjadi persoalan, baik itu mahasiswa dengan instansi terkait maupun antar internal mahasiswa sendiri. Dinilai hal itu seharusnya tidak perlu terjadi jika mahasiswa maupun instansi terkait sadar tujuan dan arti dari pemberian beasiswa.

Dimana sangat dibutuhkan kinerja dan sinkronisasi antara Dinas Pendidikan dan Pengajaran sebagai instansi terkait dengan mahasiswa dalam merembukkan persoalan beasiswa yang setiap tahun pasti menuai aksi demontrasi. Terutama dalam sinkronisasi data dan kebutuhan mahasiswa yang sebenarnya. “Masa setiap tahun mahasiswa harus demo tuntut beasiswa, itu sudah tidak sehat namanya,” ungkap Bupati.

Untuk itu dirinya telah memerintahkan kepada Dinas Pendidikan dan Pengajaran untuk menyelesaikan persoalan tersebut sebelum pembagian beasiswa tahun 2011. “Ini memang harus diselesaikan, saya tidak mau ada persoalan lagi untuk beasiswa,” ulas Bupati Wally.

Namun disatu sisi, Bupati berharap pengertian dari mahasiswa Keerom untuk lebih objektif dalam memberikan data kemahasiswaan kepada Dinas Pendidikan dan Pengajaran, sebab selama ini yang menjadi pokok persoalan adalah data yang tidak akurat.

Sementara itu Dinas Pendidikan dan Pengajaran telah siap merealisasikan beasiswa mahasiswa Keerom untuk tahun anggaran 2011. Dan untuk tidak lagi mengulang persoalan yang sama setiap tahun, pihaknya telah melakukan verifikasi ulang setiap data mahasiswa yang menerima beasiswa. Sehingga diyakini dalam pembagian beasiswa tidak perlu ada lagi persoalan, karena Dinas Pendidikan dan Pengajaran juga tetap akan membagi beasiswa sesuai dengan daftar yang telah diverifikasi.

“Kami sudah lakukan verifikasi data mahasiswa penerima beasiswa, kalau dalam pembagian ada penambahan lagi kami akan lihat dulu siapa dia, apakah benar mahasiswa. Artinya kami tidak akan memberikan beasiswa hanya dasar pengakuan harus ada bukti,”

Dari hasil verifikasi Dinas Pendidikan dan Pengajaran terdapat 250 mahasiswa yang masih aktif berkuliah baik yang di Papua maupun luar Papua. Sehingga didalam pembagian beasiswa juga dibagikan dengan jumlah yang bervariasi mulai dari Rp 500 Ribu hingga Rp 1,5 Juta. “Yang Rp 500 ribu itu yang baru masuk atau masih semester bawah dan Rp 1,5 Juta itu untuk semester tingkat atas,”.

Pemberian beasiswa tersebut hanya sekedar motivasi bagi mahasiswa Keerom agar terus melanjutkan kuliahnya. Pemberian beasiswa juga akan dilihat dari nilai akhir persemester. “Kalau nilanya semesternya rendah beasiswa tidak kita berikan lagi kepada mahasiswa tersebut, itu sudah tertuang dalam petunjuk beasiswa,”.


Picture


Sekolah Harus Luar Biasa


Dunia pendidikan merupakan salah satu dari tujuh program prioritas Pemerintah Kabupaten Keerom. Dimana pendidikan dibangun dengan landasan perubahan didalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu diharapkan kedepan pendidikan di Keerom makin meningkat dan mengikuti perkembangan jaman.

Hidup tanpa pendidikan sama halnya sayur tanpa garam, itulah ibarat bagi Bupati Kabupaten Keerom Yusuf Wally, SE,MM. Dimana menurutnya, pendidikan bukanlah sebuah pelengkap kehidupan ataupun untuk menghitung derajat seseorang, namun merupakan kebutuhan pokok hidup yang wajib dipenuhui. Tanpa pendidikan hidup serasa diombang-ambing.

Dan menurut orang nomor satu di Keerom ini, bahwa peran terbesar dalam membangun pendidikan ada di sekolah. Dimana sekolah adalah ujung tombak bergeraknya dunia pendidikan, baik itu menurun maupun meninggi. Jadi program yang dibuat pemerintah sudah sewajibnya mengikuti sekolah yang merupakan pelaksana dari semua program pendidikan.

“Sehebat apapun kita buat programnya tapi tanpa respon sekolah yang baik, menurut saya itu sia-sia. Karena sekolah yang punya murid dan sekolah yang punya guru. Dua hal ini adalah tujuan akhir dari peningkatan pendidikan,” ujar Bupati Yusuf Wally saat ditemui belum lama ini.

Untuk itu Bupati Yusuf Wally berharap sekolah mampu mengembangkan kegiatan proses belajar mengajarnya dan terutama berani untuk berinovasi.

“Saya menyadari bahwa kita tidak bisa membuat sesuatu yang berharga bagi kehidupan orang banyak kalau kita tidak punya ilmu. Ilmu itu mulai dari sekolah. Sekolah harus luar biasa jangan hanya menjadi biasa bahwa murid hanya mendengar dan guru hanya mengajar,” tutur Bupati

Untuk itu Bupati berharap pengembangan dan inovasi sekolah mampu mengikuti perkembangan jaman sekarang ini namun tanpa meninggalkan unsure didik yang baik. “Saya ingin murid belajar dengan baik dengan metode yang baik pula. Untuk itu sekolah harus luar biasa. Jadi mari kita bangun hal itu disini (Keerom),” pungkasnya.


Picture

Pendidikan Life Skill Wujudkan Mimpi Anak Putus Sekolah


“10 Anak Dikirim Belajar Teknologi Bioetanol”

Jika selama ini pemuda dan pemudi yang telah putus sekolah berpikir bahwa mereka tidak memiliki masa depan yang cerah dan tidak mampu bersaing dengan mereka yang mengecap pendidikan formal, dianggap  oleh Pemerintah Kabupaten Keerom sebagai pernyataan yang salah.

Dimana Bupati Keerom Yusuf Wally, SE,MM melihat tidak dapat melanjutkan pendidikan formal bukan akhir dari segalanya, karena masih banyak jalan untuk menimbah ilmu untuk menggapai masa depan. “Banyak jalan menuju Roma, berarti banyak jalan untuk kita belajar,: ujarnya saat membuka pelatihan dan praktek pembuatan bio ethanol di SMK Negeri I Arso.

Menurut Bupati Wally, pendidikan life skill adalah salah satu solusi bagi pemuda-pemudi yang tidak dapat melanjutkan sekolah. Karena dengan life skill pemuda dapat belajar sekaligus praktek untuk membentuk masa depan yang cerah. Sehingga bagi anak putus sekolah tidak perlu putus semangat tetap berjuang dan menimbah ilmu dimana saja.

Dalam perkembangan dunia saat ini yang telah terbukan pasar bebas dan berbagai perkembangan teknologi lainnya tentu saja penuh dengan persaingan. Sejalan dengan itu Bupati Wally melihat pentingnya membekali anak putus sekolah untuk dapat ikut bersaing didalam perkembangan dunia tersebut. Pasalnya perubahan tidak akan terjadi jika mereka tidak memiliki kemampuan maupun ketrampilan.

Untuk itu tahun ini Pemerintah Kabupaten Keerom akan mengirim sepuluh orang anak yang memang telah putus sekolah untuk belajar di Surya Institute. Dimana disana mereka akan belajar lebih dalam pembuatan bio ethanol dan belajar membuat teknologi serba guna untuk menggunakan bio ethanol sebagai bahan bakar.

“Jangan hanya belajar ilmunya, kita harus bisa bikin sendiri. Untuk itu kita harus bisa belajar juga teknologinya,” ungkap Bupati Wally.

Dari kesepuluh orang tersebut, lanjutnya, akan dijadikan sebagai tutuor (guru) untuk mengajar orang lain agar bisa menguasai ilmu dan teknologi bioetanol. Nah dengan jalan saling memberikan ilmu pengetahuan tersebut diyakini perkembangan Keerom akan informasi bio ethanol dapat terserap secara sempurna.

Senafas dengan perkembangan life skill Pemerintah Kabupaten Keerom juga akan mengirim anak-anak sekolah putus sekolah yang dinilai mampu menguasai teknologi bio ethanol untuk mengikuti kejuaran-kejuaraan nasional maupun internasional. “Itu nanti kalau hasilnya sudah baik. Kita akan lihat perbandingannya nanti,” kata Wally.

Untuk itu Bupati berharap anak-anak yang putus sekolah karena berbagai persoalan tidak perlu pesimis dan merasa tidak mampu bersaing, karena Pemerintah Kabupaten Keerom siap dan akan menurunkan berbagai program untuk mewujudkan mimpi mereka.

“Saya berharap kita semua tidak pesimis anak-anak kita yang mau berkembang ayo… kita kembangkan, yang belum mau kita ajak. Sehingga tidak ada lagi anak tanpa masa depan yang cerah dan tidak ada lagi pengangguran,” tandasnya.


Picture

Pola Asrama Difokuskan


Perkembangan dunia pendidikan kini telah banyak dilaksanakan dengan berbagai pola, namun setiap pola-pola itu memiliki kekurangan dan tingkat keberhasilan yang berbeda-beda. Namun Pemerintah Kabupaten Keerom memandang ada pendidikan pola asrama merupakan sebuah pola yang sempurna dalam memajukan pendidikan di Kabupaten Keerom. Untuk itu dalam pelaksanaan program lima tahun kedepan pendidikan pola asrama lebih difokuskan.

Menurut Bupati Keerom Yusuf Wally, SE.MM kondisi pembangunan pendidikan di Kabupaten Keerom dari beberapa tahun sebelumnya menunjukkan adanya perubahan. Namun untuk lebih memaksimalkannya diperlukan perhatian khusus dan itu dilakukan secara berlanjut dan sesuai dengan jenjangannya.

“Kami juga meneruskan program pendidikan yang sudah berjalan baik yang dibangun pemerintah daerah dan yayasan pendidikan, namun pembangunan pendidikan akan lebih dioptimalkan melalui pendidikan berpola asrama,” ujarnya.

Memang pembangunan berpola asrama bukan sebuah pola baru bagi Provinsi Papua malahan dari beberapa sumber diketahui, pendidikan pola asrama telah diterapkan sejak jaman Belanda. Dan hasilnya pun sudah tidak terbantahkan lagi. Dimana telah banyak lahir pemimpin-pemimpin Papua saat ini yang dulunya mengenyam pendidikan pola tersebut.

“Kalau dilihat dari kondisi geografis daerah kita pola ini sangat cocok. Apalagi pola asrama telah banyak terbukti hasilnya,” tambah Wally.

Kata Bupati pula tujuan inti dari pola asrama yang akan diterapkan Pemerintah Kabupaten Keerom ini untuk memperkuat peserta didik dengan pengetahuan, science dan budi pekerti. Dan pola itu hanya akan dikhususkan pada pendidikan Sembilan tahun (SD dan SMP).

“Itu demi meletakkan dasar ilmu pengetauan dan keterampilan hidup (life skills) atau dengan kata lain lembaga pendidikan ini dapat disebut panti pendidikan yang menampung anak-anak usia sekolah, mendidiknya dan membekalinya dengan pengetahuan, teknologi, budi pekerti dan ketrampilan untuk kelanjutan hidupnya di masa depan,” papar Bupati.

Sebenarnya, lanjut Bupati, pendidikan berpola asrama tersebut dilaksanakan dengan dasar pemikiran, agar jangan anak Keerom menjadi korban dari peradaban baru dimasa depan dan melalui pendidikan anak Keerom mendapat input berupa sains dan teknologi. “Dua hal itu yang ada dipikiran saya, sehingga pola asrama sangat sempurna untuk mewujudkan semua itu, ungkapnya.

Dari pandangan seorang Yusuf Wally pendidikan dapat dibagi menjadi beberapa cluster seperti pendidikan keluarga, pendidikan formal dan peningkatakan mutu sarana dan prasarana pendidikan. Menurutnya, kesemuanya itu sangat penting dan wajib untuk bersinergi demi tercapainya pendidikan yang baik.

Dari sekian banyak program pendidikan yang diturunkan Pemerintah Kabupaten Keerom, hasil akhir yang akan dicapai adalah anak didik siap secara keilmuan, akhlak dan skill untuk masuk ke dunia modern dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada dan siap bersaing dengan individu lain dimanapun berada.

“Itu adalah akhir dari maksud kami membangun dunia pendidikan kita, saya harapkan kurun waktu lima tahun ini hal itu sudah terwujud. Sehingga saya harapkan dukungan dari semua kalangan,” pungkasnya.


Picture

Dana BOS Siap Direalisasikan


Bantuan Operasional Sekolah yang dikucurkan oleh Pemerintah Pusat untuk membantu pembangunan pendidikan di sekolah-sekolah, untuk Kabupaten Keerom tahun ini sudah dapat direalisasikan. Dimana anggarannya telah turun ke rekening kas daerah.

“Per tanggal 21 Januari lalu sudah turun anggarannya tapi jumlahnya kami belum tahu itu harus dicek dulu ke keuangan,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Keerom, Zakarias So, S.Pd, M.MPd.

Walaupun begitu, khusus untuk SMP/SMPLB/SMPT sudah jelas berapa besaran anggarannya. Dimana, untuk sembilan sekolah negeri mendapat alokasi sebesar Rp 1.109.790.000 sedangkan untuk sekolah swasta sebesar Rp 90.630.000. Sedangkan untuk MTs akan diberikan langsung oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Keerom.

“Hanya SD saja yang belum jelas plafon anggarannya karena memang kami belum terima, mudah-mudahan secepatnya kami sudah dapat,” sambung Zakarias.

Memang dalam alokasi dan realisai dana BOS ada sedikit perubahan, jika dulunya dana langsung turun ke sekolah, sekarang melalui kas daerah yang akan didistribusikan oleh bendahara umum daerah kepada penyelenggara dinas terkait dan selanjutnya akan didistribusikan lagi ke masing-masing rekening sekolah.

“Saya sudah perintahkan untuk anggaran tersebut disalurkan kepada sekolah-sekolah (rekening),” ungkap So. Namun, tambahnya, terkait dengan adanya sekolah yang belum mempertanggungjawabkan penggunaan dana BOS tahun 2010, maka sekolah tersebut belum dapat dilayani untuk tahun anggaran 2011. “Kami mencoba buat pembelajaran agar penggunaan anggaran itu berjalan baik, karena hal ini juga mendapat pemeriksaan dari BPK. Saya tidak mau dikemudian hari ada persoalan,”.

Namun diakui oleh Zakarias bahwa beberapa tahun lalu masih ada beberapa sekolah yang masih lemah dalam membuat dan mengatur pertanggungjawaban sesuai aturan, tapi pembinaan terus dilakukan dan diyakini tahun ini semua sekolah mampu memenuhi tanggungjawab tersebut.

“Jadi tidak ada yang acuh tak acuh dengan pertanggungjawabannya. Kami pihak dinas tidak akan menolerir sekolah yang seperti itu. Karena ini demi perkembangan kita bersama,” pungkasnya.

Sembiilan SMP Negeri yang menerima dana BOS 2011

SMP Negeri 1 Arso sebesar Rp 257.070.000 dengan jumlah siswa 451

SMP Negeri 2 Arso di Skanto Rp 185.820.000 jumlah siswa 326

SMP Negeri 3 Arso Rp 152.190.000 jumlah siswa 267

SMP Negeri 4 Arso Rp 105.450.000 jumlah siswa 185

SMP Negeri 5 Arso di Arso Timur Rp 108.300.000 jumlah siswa 190

SMP Negeri 6 Arso Rp 96.900.000 jumlah siswa 170

SMP Negeri 1 Waris Rp 63.840.000 jumlah siswa 112

SMP Negeri 1 Senggi Rp 69.540.000 jumlah siswa 122

SMP Negeri 1 Web Rp 70.680.000 jumlah siswa 124.


Picture

Rp 1,5 Milyar Untuk Hadapi UN


Untuk menciptakan Ujian Nasional (UN) tahun ini Pemerintah Kabupaten Keerom melalui Dinas Pendidikan dan Pengajaran menganggarkan Rp 1,5 Milyar untuk menghadapi ujian tahunan tersebut. Sehingga diharapkan hasil yang diperoleh dalam UN nanti dapat memuaskan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Keerom Zakarias So, S.Pd, M.Pd mengatakan Rp 1,5 Milyar tersebut untuk memenuhi semua kebutuhan Ujian Nasional baik itu persiapan dari tingkat sekolah hingga pelaksanaannya. “Mudah-mudahan anggaran tersebut mencukupi untuk memenuhi kebutuhan ujian nanti,” ujarnya saat ditemui diruang kerjanya.

Sejalan dengan kesiapan anggaran tersebut, setiap sekolah sedang melaksanakan Try Out yaitu persiapan siswa-siswinya yang akan mempersiapkan ujian, baik itu secara mental maupun ilmu pelajaran. Dimana para siswa mendapatkan pelajaran tambahan diluar jam sekolah dan mendapatkan berbagai bimbingan termasuk bimbingan rohani.

Jika bicara soal kesiapan siswa menghadapi ujian, menurut Zakarias sebenarnya yang dibutuhkan adalah peran serta orang tua dalam memberikan bimbingan tersendiri dirumah. Mengingat waktu terbanyak siswa ada dirumah dan dibawah pengawasan orang tua. Selain itu ia juga berharap orang tua dapat memberikan keleluasaan bagi siswa untuk rajin meningkatkan kemampuan belajarnya diberbagai tempat yang ada.

“Kami harap anak yang mau ujian diberi kebebasan dalam arti mereka tidak terbeban dengan persoalan apapun. Tugas mereka adalah belajar dan mempersiapkan mental dan itu sebenarnya ada ditangan orang tua,” tuturnya.

Dimana para siswa perlu mempersiapkan diri yang dimulai dari dalam diri sendiri, yang meliputi persiapan fisik dan persiapan mental. Persiapan fisik berkaitan dengan persiapan jasmani/fisik dan persiapan kesehatan. Dimana keseharan siswa harus diperhatikan baik oleh siswa sendiri maupun orang tua

“Tidak bisa dibayangkan bagaimana sulitnya seseorang mengikuti ujian bila dalam keadaan sakit,” kata Zakarias.

Persiapan mental ialah persiapan yang berkaitan dengan sikap mental, psikis, dan emosi. Upayakan agar situasi pribadi terutama sikap emosional tetap stabil. Pertentangan yang dialami dalam diri, situasi kekecewaan (frustrasi, suasana kesedihan dan sebagainya) akan berdampak buruk terhadap hasil belajar. “Jadi saya berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk mempersiapkan anak-anak kita menghadapi ujian nanti,”.

Namun dibalik persiapan dan penganggaran yang nampaknya telah matang, Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Keerom tetap tidak ingin berspekulasi maupun memasang target tentang tingkat kelulusan ujian tahun ini. Yang terpenting adalah ujian berjalan lancar para siswa mengikutinya dengan baik dan penuh dengan rasa tanggungjawab.

“Kami tidak memiliki target apapun untuk kelulusannya. Kami serahkan semuanya kepada siswa. Kalau mereka berjuang saya yakin jika tahu lalu kelulusan hanya 96 persen tahun ini pasti meningkat,” ulas Zakarias.

Namun dengan perkembangan pendidikan sekarang ini secara pribadi, Zakarias optimis bahwa anak-anak Keerom mampu menghadapi ujian nasional dengan baik dan memperoleh hasil yang maksimal.

Sementara itu Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Arso Stenly optimis anak didiknya mampu menghadapi ujian nasional dengan baik. Dimana persiapan yang dilakukan pihaknya telah dilaksanakan sejak lama dan diperhitungkan sebelum bulan April waktunya ujian nasional dilaksanakan semuanya sudah berakhir.

“Kami juga berikan mereka (para siswa) waktu untuk istirahat selama satu minggu sebelum ujian dilaksanakan. Supaya mereka tenang dan tidak tegang saat menjawab soal ujian nanti,” jelasnya.