Picture



Jalan Multy Years, Jembatan Kontruksi Baja


Sebagai daerah yang baru mekar dan sedang ngotot-ngototnya membangun tentu saja harus memperhatikan fasilitas infastruktur yang mampu menopang pembangunan itu sendiri, salah satunya fasilitas dasar dari setiap pembangunan yaitu jalan dan jembatan yang tentu saja harus dalam kondisi baik. Karena diketahui jalan dan jembatan adalah roda perekonomian setiap daerah (dan) penunjang pembangunan bidang lainnya.

Untuk itu di Kabupaten Keerom pembangunan jalan dan jembatan sangat menjadi perhatian penuh Pemerintah Kabupaten Keerom, terutama jalan dan jembatan yang menjadi urat nadi mobilisasi manusia maupun barang serta jalan-jalan produksi yang mampu menunjang perkembangan daerah kedepan.

Menurut Bupati Keerom Yusuf Wally, SE, MM didalam era-pemerintahannya ini fokusan pembangunan fasilitas dasar tersebut (jalan dan jembatan) memang harus menjadi prioritas utama dalam menggerakan roda pembangunan dibidang lainnya. Apalagi telah banyak masukan maupun keluhan dari berbagai kalangan masyarakat tentang kondisi jalan dan jembatan yang ada di Kabupaten Keerom.

“kalau jalannya tidak bagus bagaimana sayur yang ada diladang bisa tiba di pasar atau barang kebutuhan pokok bisa sampai ke masyarakat. Kami sudah memikirkan hal itu dan kedepan jalan dan jembatan dibangun dengan baik,” ujar Bupati saat ditemui belum lama ini.

Untuk masalah pembangunan jalan baik itu peningkatan (pengaspalan) maupun pemeliharaan, lanjut Bupati, Pemerintah Kabupaten Keerom lebih tertuju kepada pembangunan dengan system multi year. Dimana dengan kebutuhan jalan yang sangat tinggi dan disamping itu kondisi anggaran yang masih terbatas, sudah sepantasnya system kerja tersebut diterapkan, terutama bagi pembangunan jalan di wilayah pembangunan satu dan wilayah pembangunan dua.

Memang diakui oleh Yusuf Wally system kerja multi year bukanlah sesuatu yang baru bagi Kabupaten Keerom karena system tersebut pernah digunakan oleh Pemerintahan Keerom periode lalu. Namun dilihatnya dengan ketatnya aturan dan hukum yang harus dipatuhi, perlu dilakukan perubahan besar-besaran dalam menggunakan system multi year.

Perubahan utama yang harus dikerjakan menurut Bupati Wally adalah menyiapkan perangkat hukum yang tepat untuk menjamin berjalannya system kerja multi year dengan baik. Dan yang tidak kalah pentingnya lagi adalah factor dukungan dari seluruh kalangan masyarakat di Kabupaten Keerom, dengan terus memantau perkembangan roda pembangunan yang sedang berjalan.

“pantauan semua pihak itu sangat diperlukan untuk pengkajian lebih dalam. Namun sebelum system ini kita gunakan kita harus siapkan dulu badan hukumnya seperti apa, biar dalam pelaksanannya tidak ada kesalahan,” ucap Wally.

Sebenarnya, lanjut Wally, banyak kondisi jalan yang menjadi perhatian dirinya selaku Bupati namun sangat tidak mungkin dalam satu tahun anggaran mampu menyelesaikan semuanya. Untuk itu dalan hitungan kebutuhan, pembukaan daerah keterisoliran dan pergerakan roda pembangunan yang merata, 2011 ini Pemerintah Kabupaten Keerom telah memilih beberapa ruas jalan yang harus dikerjakan, antara lain pembangunan jalan Dubu-Towe Hitam, pembangunan dan peningkatan jalan Trans Wor-Bewan-Skopro (Perbatasan), pembangunan jalan (Lanjutan) Trans Waris-Tugu Batas dan pembangunan jalan (Lanjutan) Trans Yabanda-Tugu Batas serta pembangunan jalan (Lanjutan) Trans Yuruf-Amgotro-Semografi (Perbatasan).

Kesemuanya itu harap Wally mampu menjawab sebagian kecil tuntuan dan harapan masyarakat akan kondisi jalan yang baik dan mampu membuka wilayah-wilayah yang selama ini belum terjamah mobilisasi kendaraan. “tahun-tahun berikutnya kita selesaikan ruas jalan yang lain. Semuanya kita bangun bertahap tapi pasti, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir,” kata Wally.

Bupati Yusuf Wally, SE,MM menambahkan pula khusus untuk pembangunan jembatan, dari hasil pendataan terdapat 900 buah jembatan dengan ukuran yang berbeda dan sebagian besar dalam kondisi rusak. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Keerom telah berpikir seefisien mungkin dengan merencanakan pembangunan jembatan berkontruksi baja.

Mengingat kontruksi baja sangat ekonomis dan efisien, daya tahan penggunaan jembatan akan lebih lama ketimbang harus dibangun dengan bahan baku yang selama ini digunakan. “Itu telah kita pikirkan karena jembatan kita kebanyakan kualitasnya sangat buruk, baru dibangun ada yang sudah rusak. Jadi kontruksinya kita ubah menjadi efisien dan ekonomis,” papar Wally.

Nah, untuk merealisasikan semua itu, Pemerintah Kabupaten Keerom harus membuat perencanaan dan perhitungan yang benar-benar matang, agar mencegah persoalan baru. Untuk itu tahun ini Pemerintah Kabupaten Keerom melaksanakan kegiatan penyusunan detail eenginering design (DED) standar jembatan, serta trans panel yang dahulu disebut jembatan Bailey atau jembatan Sipur.

Diyakini jika semua jembatan yang rusak diganti dengan kontruksi baja maka puluhan tahun Pemerintah Kabupaten Keerom tidak akan perlu lagi menganggarkan pembangunan jembatan, cukup untuk perawatannya saja itu pun dilakukan kurun waktu tiga tahun sekali.

“Kami mencoba membangun yang efisien supaya perencanaan yang dilakukan itu hasilnya dapat dinikmati dalam kurun waktu yang sangat lama. Jadi sekali lagi saya harapkan dukungan semua kalangan masyarakat,” harap Wally diakhir perbincangan.


Picture



Terpones Dibangun 30 Unit Rumah

Demi terbangunnya ekonomi dan kelayakkan tempat tinggal masyarakat, tahun ini Pemerintah Kabupaten Keerom melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) akan membangun tiga puluh unit rumah di kampung Terpones Distrik Towe.

Melalui Dinas Kesejahteraan Sosial dan Masyarakat Terisolir, Pemerintah Kabupaten Keerom, akan membangun 30 unit rumah yang telah ditetapkan pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (ABPD) tahun 2011. Dimana pembangunan rumah masyarakat tersebut merupakan sebuah program yang selama ini telah dijalankan dan menjadi salah satu fokusan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sebenarnya, kebutuhan rumah masyarakat cukup besar, dimana tingkat kepemilikan rumah layak di Kabupaten Keerom masih cukup rendah. Itu terjadi karena tingkat kesulitan ekonomi dan terisolirnya beberapa wilayah, seperti di Terpones Distrik Towe yang hanya dapat ditempuh dengan angkutan udara.

“Tahun ini kami punya program rumah di Terpones 30 unit, kalau tahun lalu di Banda 10 unit dan dusun Sumabom 40 unit,” ujar Bupati Keerom Yusuf Wally, SE.MM.

Dari pantauan Dinas Kesejahteraan Sosial dan Masyarakat Terisolir pembangunan rumah masyarakat memiliki dampak yang cukup besar bagi masyarakat. Dimana kini masyarakat dapat lebih meningkatkan perekonomian karena tidak memikirkan lagi tempat tinggal. Selain itu masyarakat yang sering kali berpinda-pindah tempat juga kini lebih banyak yang menetap dikampung dan membangun perekonomiannya.

“Rumah diibaratkan kebutuhan pokok setiap manusia dan perkembangan kita sejauh ini sangat baik. Dimana masyarakat mulai menerima adanya perumahan rakyat tersebut,” tutur Bupati.

Namun dengan keterbatan anggaran yang dimiliki tentu saja pembangunan rumah rakyat harus dilakukan sesuai anggaran dan bertahap. Walaupun diakui Bupati, banyak kalangan masyarakat datang dan meminta maupun mengajukan pembangunan rumah diwilayahnya, namun kembali lagi kepada persoalan anggaran membuat semua permintaan itu tidak dapat dipenuhi.

Dan untuk menjaga fokusan pembangunan rumah tetap tepat sasaran telah dilakukan berbagai kajian wilayah yang membutuhkan pembangunan rumah rakyat. “Semuanya tidak bisa kita penuhi, kita harus lihat tingkat kebutuhannya, sehingga pembangunan ini efisien dan tepat sasaran,” pungkasnya.


Picture


Dunia Usaha Mendapat Perhatian Serius


Demi mengembangkan ekonomi masyarakat menuju arah yang lebih baik, Pemerintah Kabupaten Keerom berkomitmen untuk meseriusi perhatian kepada dunia usaha khususnya usaha kecil dan menengah yang tersebar diseluruh Kabupaten Keerom. Dinilai dengan perkembangan dunia usaha yang baik dapat mendatangkan kesejahteraan masyarakat yang maksimal.

Untuk merealisasikan itu semua berbagai program pembinaan dan peningkatan sumber daya manusia telah disiapkan. “Dunia usaha perlu mendapatkan dukungan demi mendapatkan peluang pasar yang besar dengan memanfaatkan potensi unggulan daerah,” ujar Wakil Bupati Keerom Muh. Markum, SH kepada sejumlah pelaku duniai usaha saat menyerahkan bahtuan peralatan pengembangan usaha di halaman Kantor Bupati.

Melihat perkembangan dunia globalisasi saat ini dan perkembangan teknologi yang makin maju, menurut Markum, perlu adanya peningkatakan pengetahuan pelaku dunia usaha dalam menjalankan bisnisnya. Yaitu pelaku usaha mampu memanfaatkan kemajuan teknologi yang saat ini berkembang untuk menunjang hasil kerja usaha yang makin baik. Dan itu tidak terlepas dari kontribusi Pemerintah Daerah untuk memperkenalkan kemajuan teknologi tersebut.

Selain itu, Markum juga melihat perlunya dibenahi perkembangan dibidang manajemen pengelolaan usaha serta kualitas hasil produksi. Dimana dengan manajemen yang baik mampu mempertahankan sebuah usaha dalam kerasnya persaingan usaha saat ini. Dan keterjaminan mutu yang baik, mampu meningkatkan nilai jual hasil produksi.

“Itu semua tergantung kepada kita, pemerintah, pelaku usaha dan seluruh komponen masyarakat. Kalau mau berkembang baik dan maju harus dengan kerja keras dan terus belajar,” sarannya.

Sementara itu demi perkembangan ekonomi masyarakat hingga ke pelosok kampung, Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung (BPMK) Kabupaten Keerom tahun 2011 ini melanjutkan kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat Keerom, dalam usaha peningkatan ekonomi usaha di tiap kampung-kampung. Hal itu diharapkan mampu mengangkat perekonomian rakyat dikampung dan menjadi solusi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup. Selain itu, BPMK Keerom juga memberikan pelatihan dan pembelajaran di dalam ruanganyng dilakukan secara terpadu dalam penggalian potensi usaha yang menarik serta mempunyai potensi untuk dikembangkan di kampung-kampung.

Adapun juga rangsangan yang diberikan kepada masyarakat yang agar langsung bisa action menjalankan usaha yang diminati. Rangsangan yang diberikan bukan hanya berupa uang, tapi langsung dalam bentuk barang tertentu yang dapat membatu mengawali usaha.

“Setelah pelatihan,kami akan melakukan monitoring, bukan hanya melihat dari sisi perkembangan tapi juga media konsultasi bagi masyarakat jika dalam pegembanganya menemukan kesulitan,”.


Picture



Air Bersih Menjadi Prioritas


Selama ini masalah air bersih di Kabupaten Keerom telah menjadi suatu persoalan yang cukup pelik dikalangan masyarakat, karena untuk memperoleh air standar pakai sangat sulit dan selama ini masyarakat lebih banyak mengkonsumsi air hujan. Dan kondisi itu membuat banyak warga harus mengalami berbagai macam gangguan kesehatan.

Padahal mengkonsumsi air bersih sehari-hari sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, sebagai pelepas dehidrasi, air bersih juga memiliki fungsi untuk menyehatkan tubuh dan meningkatkan stabilitas otak. Air yang berada di dalam tubuh berguna untuk “mengedarkan” oksigen, sari pati makanan, dan zat berguna lainnya ke seluruh tubuh. Selain tugas tersebut, juga berguna untuk “menarik” semua zat berbahaya atau zat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh untuk dibuang. Oleh karenanya, bila tubuh kekurangan air maka darah akan semakin kental. Pengentalan darah akan dapat memicu terjadinya berbagai penyakit seperti stroke, gagal ginjal atau bahkan kanker usus besar.

Air juga dapat berguna untuk mengatur atau mendinginkan suhu tubuh. Ketika berolah raga maka suhu tubuh akan naik dan akan diimbangi dengan keluarnya keringat. Selain itu, jika ada bagian tubuh yang luka dan meradang, perhatikan pada sekeliling luka akan tampak berwarna merah karena adanya peningkatan konsentrasi darah di sekitar luka. Selain untuk mempercepat pemulihan/penyembuhan, darah yang ada juga untuk meredam panas yang diakibatkan oleh radang pada luka.

Dan air juga membantu untuk proses pencernaan dan juga metabolisme dalam tubuh dengan melakukan pembakaran lemak. Dengan air yang cukup, usus akan lebih mudah memproses makanan untuk dicerna dan diambil sari patinya. Oleh karenanya, waspadalah terhadap air yang dikonsumsi karena bila mengandung zat berbahaya maka akan lebih cepat diserap oleh tubuh.

Dengan manfaat dan pentingnya konsumsi air bersih tersebut nampaknya tahun ini Pemerintah Kabupaten Keerom memprioritaskan membangun sejumlah sumber air bersih yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Dengan prioritas itu diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air masyarakat.

Menurut Wakil Bupati Kabupaten Keerom, Muh. Markum, SH, Pemkab Keerom sangat sadar pentingnya mengkonsumsi air bersih dan kesulitan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Maka itu pembangunan sumber-sumber air bersih merupakan salah satu solusi yang akan dilakukan dari beberapa solusi yang telah direncanakan.

“Kita bangun sumber air dari beberapa sumber yang telah kita lihat dan diteliti layak untuk diminum. Tapi kedepan akan ada peningkatan-peningkatan lain yang kami lakukan,” ujarnya saat ditemui diruang kerjanya.

Sementara itu soal beberapa titik sumber air bersih yang telah dibangun dibeberapa tempat, namun nampaknya tidak berjalan, kedepan Pemkab Keerom akan melakukan pemeriksaan terhadap kelayakan sumber-sumber air tersebut. Jika memang kondisinya masih dapat difungsikan, maka akan dibenahi.

“Pada intinya kami tidak akan membiarkan sumber air yang sudah dibangun hanya menjadi bangkai, semuanya akan dicek kembali,” papar Markum.

Namun disatu sisi, Markum berharap masyarakat mampu berpartisipasi dengan tetap menjaga kondisi ekosistem air dengan tidak menebang hutan sembarangan. Karena jika penebangan dilakukan secara liar dijamin kondisi debit air akan menurun dan lama-kelamaan akan menghilangkan sumber air. “Itu harapan kami, karena keberadaan alam yang asri sangat dibutuhkan,” tuturnya.


Picture


Tahun Ini, Lapter Senggi dan Towe Dikembangkan


Begitu pentingnya sarana transportasi khususnya beberapa wilayah di Kabupaten Keerom yang harus ditempuh dengan angkutan udara nampaknya mendapat perhatian serius dari Pemerintah Pusat. Buktinya, tahun ini lapangan terbang (lapter) Senggi dan Towe akan dikembangkan yang penganggarannya berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2011.

Pengembangan kedua lapangan terbang tersebut merupakan hasil usaha keras Pemerintah Kabupaten Keerom dalam berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat, sehingga mampu mendatangkan perhatian yang sangat besar. Ditambah lagi dengan pentingnya perkembangan daerah perbatasan, membuat Keerom menjadi salah satu daerah batas yang sangat diperhatikan.

Pengembangan lapangan terbang Senggi dan Towe sebenarnya dua program kerja yang berbeda. Dimana untuk lapangan terbang Towe yang kini telah mencapai 800 meter dan masih dalam kondisi landasan tanah akan dipadatkan dengan pasir kerikil, dengan tujuan mengurangi tingkat resiko pendaratan pesawat.

“Besarnya anggaran kami belum tahu tapi sudah ada konfirmasi kalau bandara Towe akan dikembangkan. Tahun ini untuk pengerasannya saja, supaya pesawat yang mendarat disana juga aman,” ungkap Ir Jan Kende, Kepala Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten Keerom.

Sedangkan untuk lapangan terbang Senggi sebenarnya bantuan pengembangan dari Pemerintah Pusat beberapa tahun belakangan terus dilakukan dan khusus untuk tahun ini difokuskan untuk pembangunan pagar seluruh areal landasan dan penambahan tiga meter bahu landasan.

“Kalau Senggi anggarannya ada Rp 4 Milyar untuk pengembangannya tahun ini. Memang Lapter Senggi tahun-tahun kemarin juga dapat program pengembangan dari Pusat, tapi tahun ini ada fokusannya sendiri,” ulas Kende.

Dan khusus untuk lapangan terbang Senggi, merupakan salah satu lapangan terbang yang khusus dipersiapkan untuk menangani padatnya penerbangan di Bandara Sentani. Itu dilakukan karena melihat prospek kedepan yang sangat potensial jika lapangan terbang Senggi dikembangan menjadi Bandara Internasional.

Selain itu lapangan terbang Senggi juga dapat menjadi landasan utama untuk mensuplai berbagai kebutuhan pokok masyarakat dibeberapa distrik disekitarnya. Sehingga posisi lapangan terbang Senggi sangat sentral nantinya ketika pengembangannya telah mencapai tujuan akhir.

“Yang di Senggi itu sebenarnya akan terus dikembangan lebih maju lagi sehingga nantinya dapat menjadi bandara kedua kalau di Sentani sudah terlalu padat. Tapi itu rencana pengembangan kedepan,” kata Jan Kende.

Dengan begitu besarnya perhatian Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kabupaten Keerom diharapan kedua lapangan terbang tersebut mampu berjalan dengan baik dan mendapat dukungan masyarakat sekitar. Sebab kedepan Keerom diprediksi akan menjadi satu kabupaten lintas yang dilihat dari sisi kemajuannya akan sangat berguna bagi masyarakat.


Picture

Investor Diberi Kemudahan


Daya tarik investasi ke suatu daerah tidak terjadi dengan serta merta. Pembentukan daya tarik investasi berlangsung secara terus menerus dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh banyak aspek. Faktor ekonomi, politik dan kelembagaan, sosial dan budaya diyakini merupakan beberapa faktor pembentuk daya tarik investasi ke suatu negara atau daerah. Investasi memegang peranan penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Secara umum investasi atau penanaman modal membutuhkan adanya iklim yang sehat dan kemudahan serta kejelasan prosedur penanaman modal. Iklim investasi daerah juga dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi daerah yang bersangkutan. Kondisi inilah yang mampu menggerakkan sektor swasta untuk ikut serta dalam menggerakkan roda ekonomi.

Banyaknya anggapan daerah yang menganggap investasi adalah sumber baru untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengakibatkan timbulnya pungutan-pungutan baru baik yang legal maupun ilegal. Pemerintah Daerah telah menerapkan peraturan daerah yang dimaksudkan untuk meningkatkan PAD namun tanpa mempertimbangkan beban yang harus ditanggung oleh para pengusaha. Selain itu masalah birokrasi, pungutan liar dan ketidakpastian hukum juga mengurangi investasi di daerah. Yang terutama adalah tidak tersedianya prasarana dan sarana yang mampu menarik orang, investor dan modal.

Berkaca dari semua itu, mulai tahun ini Pemerintah Kabupaten Keerom mengubah sistemnya menjadi lebih mudah dan membangun sejumlah sarana dan prasarana pendukung untuk menarik minat investor.

“Daerah ini membutuhkan banyak investor untuk berkembang dan membuka lapangan kerja bagi menumpuknya pengangguran yang makin meninggi. Dan kita harus bisa menciptakan itu semua,” ujar Bupati Keerom Yusuf Wally, SE.MM.

Menurut Bupati kemudahan terbesar yang akan dilakukan pihaknya adalah membuka semua akses yang ada dipemerintahan, terutama dalam pemberian ijin. Sebab selama ini enggannya investor berinvestasi karena pengurusan ijin yang terlalu berbelit-belit. “Itu kita lakukan satu pintu agar mudah dipantau dan mudah dilaksanakan,” paparnya.

Selain itu kondisi keamanan yang kondusif akan terus dilakukan agar investor tidak ragu dalam menanamkan investasinya dalam jumlah besar, begitu pula dengan adat. Dimana adat akan mendapat perhatian serius, terutama dalam pemberian hak adat dan kopensasi penggantinya.

Diluar itu, khusus untuk investor yang bergerak dalam pengolahan hutan, Wally menegaskan hal itu akan ditinjau kembali. Dimana perusahaan-perusahaan penebangan hutan yang masih bergerak di Keerom harus dikaji dan dievaluasi secara mendalam, jika perlu pemberian ijin pengolahan hutan dibatasi seminim mungkin.

“Itu demi terjaganya hutan kita, karena sangat berbahaya jika hutan kita habis ditebang lalu tidak ada manfaat yang besar bagi masyarakat maupun daerah,” kata Bupati Wally saat ditemui diruang kerjanya.

Sedangkan untuk investasi dibidang pertambangan, sejauh ini Kabupaten Keerom belum dapat berbicara banyak pada bidang tersebut, pasalnya hingga sekarang belum ada data dan peta yang akurat. Untuk itu menurut Bupati, bidang tersebut nampaknya masih akan lama berkembangan di Keerom, karena memang memerlukan berbagai survey dan penelitian.

Namun Bupati optimis investasi dibidang lain sangat menjanjikan, dimana Keerom memiliki potensi pertanian, perikanan, peternakan maupun perkebunan yang sangat baik. Dan diyakini komoditi-komoditi tersebut mampu memberikan pendapatan dan kesejahteraan bagi masyarakat.

“Pengembangan ke bidang lain pasti akan dilakukan, karena daerah ini kaya dan memiliki potensi yang besar. Namun saya mengajak kerjasama masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban agar investor dapat betah dan mau bekerjasama,” pungkasnya. 


Picture
1,8 M Untuk Kendaraan Masyarakat

Selama ini masyarakat Kabupaten Keerom selalu dipusingkan dengan biaya angkutan yang cukup mahal dan sulit sekali diperoleh, terutama bagi masyarakat petani yang akan membawa hasil taninya untuk dipasarkan ke Pasar Yotefa, Kota Jayapura. Kondisi itulah yang nampaknya menggerakkan Pemerintah Kabupaten Keerom saat ini untuk mendatangkan sejumlah kendaraan yang khusus bagi masyarakat.

Tak tanggung-tanggung Rp 1,8 Milyar telah dianggarkan di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (ABPD) tahun 2011 untuk merealisasikan hal tersebut. Rp 1,8 Milyar tersebut diperuntukan untuk membeli lima buah mobil dengan jenis empat unit bus mini dan satu truk modifikasi. Dari perhitungan Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten Keerom jumlah kendaraan tersebut telah cukup untuk mengatasi minimnya angkutan darat di Keerom.

Kepala Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten Keerom, Ir Jan Kende, mengungkapkan, pembelian lima buah kendaraan tersebut  merupakan sebuah terobosan baru yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Keerom saat ini. Dimana, selama ini memang telah ada beberapa kendaraan yang didatangkan, namun baru kali ini difokuskan langsung untuk masyarakat.

“Danannya itu bersumber dari Dana Alokasi Khusus yang ada di Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten Keerom. Jadi kalau itu sudah ada masyarakat tidak perlu repot lagi,” ungkapnya.

Kelima kendaraan tersebut akan diserahkan kepada pihak distrik untuk dikelola dalam melayani masyarakat. Namun sejauh ini Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten Keerom belum mengetahui distrik mana saja yang akan memperoleh mobil-mobil tersebut. “Kalau ada lima mobil berarti untuk lima distrik, tapi pengaturannya itu belum ada, nanti kalau barangnya sudah ada baru kita atur,” tutur Kende.

Diakuinya selama ini masyarakat Keerom sangat mengeluhkan kondisi angkutan darat yang sangat minim dan mahal. Apalagi masyarakat petani yang kebanyakan harus menyewa kendaraan angkutan umum secara khusus agar bisa membawa barang dagangannya ke pasar Yotefa yang memang selama ini masih menjadi pusat penjualan petani Keerom.

Masalah angkutan itu juga, tambah Kende, membuat petani sering kewalahan memenuhi tuntutan biaya angkutan dan terpaksa menjual hasil tani kepada tengkulak dengan harga yang sangat rendah. “Jadi kalau kita mau atasi tengkulak angkutan memang harus lancar. Jadi petani tidak perlu jual ke tengkulak, bisa bawa langsung ke pasar dengan harga angkutan yang murah,” pungkasnya.